mivo.tv

Script by: http://www.newoes.com - Rofingi.com

Kamis, 15 Maret 2012

EMPRAK


Emprak merupakan sendratari yang diiringi dengan musik slawatan yang berceritera tentang kisah kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad S.A.W. Emprak boleh dibilang merupakan suatu peragaan dari isi ceritera yang ada dalam Kitab Barzanji.
Fungsi kesenian Emprak ini hanyalah sebagai hiburan atau tontonan biasa. Kesenian ini lahir pada sekitar tahun 1927 di desa Pleret/Mejing, Gamping, Sleman.
Penciptanya adalah Kyai Derpo, beliau adalah putra dan seorang abdi dalem kraton yang bernama Dipowedono.
Jumlah pemain kesenian ini berkisar 30 orang yang terdiri dari 20 orang penari dan 10 orang pemain alat musik atau pengiring.
Pada mulanya penari Emprak terdiri dari laki-laki semua, tetapi pada tahun 1950 mulai ada penari wanita.
Mereka berusia antara 15 tahun sampai dengan 35 tahun.
Kostum yang dipakai para pemain Emprak bersifat realistis dan berorientasi ke Arab, sedangkan rias mukanya ada yang realistis, ada juga yang tidak realistis.
Kostum pemain terdiri dari serban, kupluk (peci) yang berwarna merah atau hitam, sampur, kain, kemeja panjang, blangkon, jubah dan lain-lainnya.
Warna kostum dan rias muka para pemain memiliki arti simbolis sebagai berikut:
(1) warna merah pada rias muka dan kostum untuk watak angkara murka;
(2) warna putih pada rias muka dan kostum untuk watak suci;
(3) warna hitam untuk watak jujur,
(4) warna lorek menggambarkan watak yang meliputi ketiga watak sebelumnya yaitu, angkara murka, suci dan jujur.
Pertunjukan emprak ini berpedoman kepada Kitab Barzanji.
Isi ceriteranya juga diambil dari Kitab tersebut.
Pentas yang dipergunakan berupa arena, yang biasanya adalah pendopo rumah-rumah penduduk atau pendopo balai desa/kalurahan.
Disain lantai melingkar tetapi pada saat tertentu juga menggunakan garis lurus.
Alat musik yang dipakai adalah terbang yang berjumlah 6 buah, dan alat musik yang dipakai pada Slawatan Maulud, yang terdiri dari kendang (dodog dan beb), kenting, kempul, ketuk dan gong.
Kadang-kadang masih ditambah lagi dengan kentongan.
Pertunjukan biasanya diselenggarakan pada malam hari selama kurang lebih 8 jam, dari jam 21.00 sampai jam 05.00.
Pada masa lalu, alat penerangan yang dipakai lampu triom (gantung) tetapi sekarang sudah mempergunakan lampu petromak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar