LBM 3
Step 1
·
Pemeriksaan p24 antigen
o
Pemeriksaan antigen tingkat seluler
o
Bagian dari virus HIV
o
·
Pembesaran Kelenjar limfe mulltiple
o
Pembesaran yang terjadi dikelenjar getah bening
yang tidak disatu tempat
Step 2
1.
Apa yang dimaksud dengan imuno defisiensi?
2.
Gejala umum imuno defisiensi
3.
Klasifikasi
imuno defisiensi
4.
Etiologi imuno defisiensi
5.
Mekanisme imuno defisiensi
6.
P2 itu apa?tujuannya?Pemeriksaan penunjang
selain p24
7.
Pengertian HIV dan AIDS
8.
Kejala klinis AIDS
9.
Apa penyebab timbulnya bercak kemerahan dan
mengapa rasanya sakit
10.
Apakah bercak-bercak merah bisa dikategorikan
penyakit aids
11.
Apa kaitan penyakit penderita dengan pengguna
narkoba
12.
Patogenesis AIDS
13.
Kenapa pembesaran kelenjar limfenya dibanyk
tempat
14.
Kira-kira apa penyakit yang ada disekenario?
15.
Cara penularan penyakit tersebut
16.
Kenapa muncul gejalanya baru 4 bulan kmaren
sedangkan penderita sudah menjalankan pekerjaannya 5 tahun
17.
Bagaimana penatalaksanaan pada kasus diskenario
18.
Kenapa bisa muncul gejala yang tertera
diskenario?
Step 3
1.
Apa yang dimaksud dengan imuno defisiensi?
o
Respon imun menurun sehingga perlawanan terhadap
infeksi juga menurun
o
2.
Gejala umum imuno defisiensi
·
Klinis
o
Diare
o
Pertumbuhan terganggu
o
Rentan terhadap infeksi dan kanker tertentu
o
malnutrisi
·
laboratori
o
Leukosit menurun
3.
Klasifikasi imuno defisiensi
patologi
o
Imuno defisiensi non spesifik
§
Defisiensi komplemen
§
Defisiensi interferon dan lisosim
§
Defisiensi sel NK
§
Defisiensi sistem fagosit
o
Imuno defisiensi Spesifik
§
Defisiensi kongenital/primer
§
Defisiensi imun didapat/sekunder
§
Defisiensi imun fisiologi
§
AIDS
Klasifikasi
§
Agammaglobulinemia X-Linked
Agammaglobulinemia X-linked (agammaglobulinemia
Bruton) hanya menyerang anak laki-laki dan merupakan akibat dari penurunan
jumlah atau tidak adanya limfosit B serta sangat rendahnya kadar antibodi
karena terdapat kelainan pada kromosom X.
Bayi akan menderita infeksi
paru-paru, sinus dan tulang, biasanya karena bakteri (misalnya Hemophilus
dan Streptococcus) dan bisa terjadi infeksi virus yang tidak biasa di
otak. Tetapi infeksi biasanya baru terjadi setelah usia 6 bulan karena
sebelumnya bayi memiliki antibodi perlindungan di dalam darahnya yang berasal
dari ibunya. Jika tidak mendapatkan vaksinasi polio, anak-anak bisa menderita
polio. Mereka juga bisa menderita artritis.
Suntikan atau infus
immunoglobulin diberikan selama hidup penderita agar penderita memiliki
antibodi sehingga bisa membantu mencegah infeksi. Jika terjadi infeksi bakteri
diberikan antibiotik. Anak laki-laki penderita agammaglobulinemia X-linked
banyak yang menderita infeksi sinus dan paru-paru menahun dan cenderung
menderita kanker.
§
Common variable
imunodeficiency
Immunodefisiensi yang
berubah-ubah terjadi pada pria dan wanita pada usia berapapun, tetapi biasanya
baru muncul pada usia 10-20 tahun. Penyakit ini terjadi akibat sangat rendahnya
kadar antibodi meskipun jumlah limfosit Bnya normal. Pada beberapa penderita
limfosit T berfungsi secara normal, sedangkan pada penderita lainnya tidak.
Sering terjadi penyakit autoimun,
seperti penyakit Addison, tiroiditis dan artritis rematoid.
Biasanya terjadi diare dan makanan pada saluran pencernaan tidak diserap dengan
baik. Suntikan atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita. Jika
terjadi infeksi diberikan antibiotik.
§
Kekurangan Anti Bodi
Selektif
Pada penyakit ini, kadar antibodi
total adalah normal, tetapi terdapat kekurangan antibodi jenis tertentu. Yang
paling sering terjadi adalah kekurangan IgA. Kadang kekurangan IgA sifatnya
diturunkan, tetapi penyakit ini lebih sering terjadi tanpa penyebab yang jelas.
Penyakit ini juga bisa timbul akibat pemakaian fenitoin (obat anti kejang).
Sebagian besar penderita
kekurangan IgA tidak mengalami gangguan atau hanya mengalami gangguan ringan,
tetapi penderita lainnya bisa mengalami infeksi pernafasan menahun dan alergi.
Jika diberikan transfusi darah, plasma atau immunoglobulin yang mengandung IgA,
beberapa penderita menghasilkan antibodi anti-IgA, yang bisa menyebabkan reaksi
alergi yang hebat ketika mereka menerima plasma atau immunoglobulin berikutnya.
Biasanya tidak ada pengobatan untuk kekurangan IgA. Antibiotik diberikan pada
mereka yang mengalami infeksi berulang.
§
Penyakit
Imunodesfisiensi yang berat
Penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat
merupakan penyakit immunodefisiensi yang paling serius. Terjadi kekurangan
limfosit B dan antibodi, disertai kekurangan atau tidak berfungsinya limfosit
T, sehingga penderita tidak mampu melawan infeksi secara adekuat.
Sebagian besar bayi akan
mengalami pneumonia dan thrush (infeksi jamur di mulut); diare
biasanya baru muncul pada usia 3 bulan. Bisa juga terjadi infeksi yang lebih
serius, seperti pneumonia pneumokistik. Jika tidak diobati, biasanya
anak akan meninggal pada usia 2 tahun. Antibiotik dan immunoglobulin bisa
membantu, tetapi tidak menyembuhkan. Pengobatan terbaik adalah pencangkokan
sumsum tulang atau darah dari tali pusar.
§
Sindroma
Wiskot-Aldrich
Sindroma Wiskott-Aldrich hanya
menyerang anak laki-laki dan menyebabkan eksim, penurunan jumlah trombosit
serta kekurangan limfosit T dan limfosit B yang menyebabkan terjadinya infeksi
berulang. Akibat rendahnya jumlah trombosit, maka gejala pertamanya bisa berupa
kelainan perdarahan (misalnya diare berdarah).
Kekurangan limfosit T dan
limfosit B menyebabkan anak rentan terhadap infeksi bakteri, virus dan jamur.
Sering terjadi infeksi saluran pernafasan. Anak yang bertahan sampai usia 10
tahun, kemungkinan akan menderita kanker (misalnya limfoma dan leukemia).
Pengangkatan limpa seringkali bisa mengatasi masalah perdarahan, karena
penderita memiliki jumlah trombosit yang sedikit dan trombosit dihancurkan di
dalam limpa. Antibiotik dan infus immunoglobulin bisa membantu penderita,
tetapi pengobatan terbaik adalah dengan pencangkokan sumsum tulang.
§
Ataksia
Telangiektasia
Ataksia-telangiektasia adalah
suatu penyakit keturunan yang menyerang sistem kekebalan dan sistem saraf.
Kelainan pada serebelum (bagian otak yang mengendalikan koordinasi)
menyebabkan pergerakan yang tidak terkoordinasi (ataksia). Kelainan
pergerakan biasanya timbul ketika anak sudah mulai berjalan, tetapi bisa juga
baru muncul pada usia 4 tahun. Anak tidak dapat berbicara dengan jelas,
otot-ototnya lemah dan kadang terjadi keterbelakangan mental.
Telangiektasi adalah suatu
keadaan dimana terjadi pelebaran kapiler (pembuluh darah yang sangat
kecil) di kulit dan mata. Telangiektasi terjadi pada usia 1-6 tahun, biasanya
paling jelas terlihat di mata, telinga, bagian pinggir hidung dan lengan.
Sering terjadi pneumonia, infeksi bronkus dan infeksi sinus yang bisa
menyebakan kelainan paru-paru menahun. Kelainan pada sistem endokrin
bisa menyebabkan ukuran buah zakar yang kecil, kemandulan dan diabetes.
Banyak anak-anak yang menderita kanker, terutama leukemia, kanker otak dan
kanker lambung.
Antibiotik dan suntikan atau
infus immunoglobulin bisa membantu mencegah infeksi tetapi tidak dapat
mengatasi kelaianan saraf. Ataksia-telangiektasia biasanya berkembang menjadi
kelemahan otot yang semakin memburuk, kelumpuhan, demensia dan kematian.
§
Sindroma Hiper-IgE
Sindroma hiper-IgE (sindroma
Job-Buckley) adalah suatu penyakit immunodefisiensi yang ditandai dengan
sangat tingginya kadar antibodi IgE dan infeksi bakteri stafilokokus berulang.
Infeksi bisa menyerang kulit, paru-paru, sendi atau organ lainnya. Banyak
penderita yang memiliki tulang yang lemah sehingga sering mengalami patah
tulang. Beberapa penderita menunjukkan gejala-gejala alergi, seperti eksim,
hidung tersumbat dan asma.
Antibiotik diberikan secara terus
menerus atau ketika terjadi infeksi stafilokokus. Sebagai tindakan pencegahan
diberikan antibiotik trimetoprim-sulfametoksazol.
§
Penyakit
Granulomatosa Kronis
Penyakit granulomatosa kronis
kebanyakan menyerang anak laki-laki dan terjadi akibat kelainan pada sel-sel
darah putih yang menyebabkan terganggunya kemampuan mereka untuk membunuh
bakteri dan jamur tertentu. Sel darah putih tidak menghasilkan hidrogen
peroksida, superoksida dan zat kimia lainnya yang membantu melawan infeksi.
Gejala biasanya muncul pada masa
kanak-kanak awal, tetapi bisa juga baru timbul pada usia belasan tahun. Infeksi
kronis terjadi pada kulit, paru-paru, kelenjar getah bening, mulut, hidung dan
usus. Di sekitar anus, di dalam tulang dan otak bisa terjadi abses.
Kelenjar getah bening cenderung membesar dan mengering. Hati dan limpa
membesar. Pertumbuhan anak menjadi lambat.
Antibiotik bisa membantu mencegah
terjadinya infeksi. Suntikan gamma interferon setiap minggu bisa menurunkan
kejadian infeksi. Pada beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulang berhasi
menyembuhkan penyakit ini.
§
Hipogammaglobulib
sementara pada bayi
Pada penyakit ini, bayi memiliki kadar antibodi yang
rendah, yang mulai terjadi pada usia 3-6 bulan. Keadaan ini lebih sering
ditemukan pada bayi-bayi yang lahir prematur karena selama dalam
kandungan, mereka menerima antibodi ibunya dalam jumlah yang lebih sedikit.
Penyakit ini tidak diturunkan,
dan menyerang anak laki-laki dan anak perempuan. Biasanya hanya berlangsung
selama 6-18 bulan. Sebagian bayi mampu membuat antibodi dan tidak memiliki
masalah dengan infeksi, sehingga tidak diperlukan pengobatan. Beberapa bayi
(terutama bayi prematur) sering mengalami infeksi. Pemberian immunoglobulin sangat
efektif untuk mencegah dan membantu mengobati infeksi. Biasanya diberikan
selama 3-6 bulan. Jika perlu, bisa diberikan antibiotik.
§
Anomali DiGeorge
Anomali DiGeorge terjadi akibat
adanya kelainan pada perkembangan janin. Keadaan ini tidak diturunkan dan bisa
menyerang anak laki-laki maupun anak perempuan. Anak-anak tidak memiliki
kelenjar thymus, yang merupakan kelenjar yang penting untuk perkembangan
limfosit T yang normal. Tanpa limfosit T, penderita tidak dapat melawan infeksi
dengan baik. Segera setelah lahir, akan terjadi infeksi berulang. Beratnya
gangguan kekebalan sangat bervariasi. Kadang kelainannya bersifat parsial dan
fungsi limfosit T akan membaik dengan sendirinya.
Anak-anak memiliki kelainan
jantung dan gambaran wajah yang tidak biasa (telinganya lebih renadh, tulang
rahangnya kecil dan menonjol serta jarak antara kedua matanya lebih lebar).
Penderita juga tidak memiliki kelenjar paratiroid, sehingga kadar kalium
darahnya rendah dan segera setelah lahir seringkali mengalami kejang. Jika
keadaannya sangat berat, dilakukan pencangkokan sumsum tulang.
Bisa juga dilakukan pencangkokan
kelenjar thymus dari janin atau bayi baru lahir (janin yang mengalami
keguguran). Kadang kelainan jantungnya lebih berat daripada kelainan kekebalan
sehingga perlu dilakukan pembedahan jantung untuk mencegah gagal jantung yang
berat dan kematian. Juga dilakukan tindakan untuk mengatasi rendahnya kadar
kalsium dalam darah.
§
Kandidiasis
Mukokantaneus Kronis
Kandidiasi mukokutaneus kronis
terjadi akibat buruknya fungsi sel darah putih, yang menyebabkan terjadinya
infeksi jamur Candida yang menetap pada bayi atau dewasa muda. Jamur
bisa menyebabkan infeksi mulut (thrush), infeksi pada kulit kepala,
kulit dan kuku.
Penyakit ini agak lebih sering
ditemukan pada anak perempuan dan beratnya bervariasi. Beberapa penderita
mengalami hepatitis dan penyakit paru-paru menahun. Penderita lainnya
memiliki kelainan endokrin (seperti hipoparatiroidisme).
Infeksi internal oleh Candida
jarang terjadi. Biasanya infeksi bisa diobati dengan obat anti-jamur nistatin
atau klotrimazol. Infeksi yang lebih berat memerlukan obat anti-jamur yang
lebih kuat (misalnya ketokonazol per-oral atau amfoterisin B intravena). Kadang
dilakukan pencangkokan sumsum tulang.
etiologi
o
Primer (herediter)
o
Sekunder /didapat(malnutrisi,infeksi,obat imuno
supresi,kemoterapi,usia lanjut)
4.
Etiologi imuno defisiensi
o
Faktor keturunan
o
Sekunder /didapat(malnutrisi,infeksi,obat imuno
supresi,kemoterapi,usia lanjut)
5.
Mekanisme imuno defisiensi
o
Sekunder (malnutrisi)
Sel” dalam tubuh kurang asupan à
sulit berkambang à
sel di timus menurun à
respon sel T kurang terhadap antigen àimmunodefisiensi
6.
P24 itu
apa?tujuannya?Pemeriksaan penunjang selain p24?
o
P24 termasuk bagian dari virus HIV,terdiri dari
protein dan glikoprotein. Di dalam virus ada inti (RNA dan enzim),didekat inti
ada selubung (p24),diluarnya ada p17, diluarnya lagi ada glikoprotein
o
Tujuan pemeriksaan p24: untuk menentukan apakah
ada virus HIV atau tidak
Pemeriksaan lain: pemeriksaan
ELISA (enzim linked imuno sorbent assay)
VL menunjukkan
tingginya replikasi HIV dan kecepatan penghancuran CD4 dan tinggi-rendahnya VL
menunjukkan cepat-lambatnya perjalanan penyakit dan kematian.
Awalnya, tahun 1981, kasus HIV/AIDS
teridentifikasi setelah fisik penderitanya layuh tak berdaya.Tapi, saat ini
telah tersedia alat diagnostik laboratorium infeksi HIV yang akurat dengan
tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang cukup tinggi. Dengan terdiagnosisnya
infeksi HIV positif, maka seseorang dinyatakan berstatus sebagai penderita.
Kemudian akan dilanjutkan dengan pemeriksaan jumlah CD4 dan viral load HIV. Pada akhirnya, akan diputuskan
jenis pengobatan anti-retroviral yang bertujuan untuk memperpanjang harapan
hidup dan mengembalikan kualitas hidup.
dr. Endang Retnowati, M.S., Sp.PK,
konsultan patologi klinik di Unit Perawatan Intermediet Penyakit Infeksi RSU
Dr. Soetomo pada Maret – Agustus 2006 menunjukkan hasil pemeriksaan anti-HIV
denganrapid test (3 metode) sebanyak 552 orang. Ada 119 orang (21,6%) diantaranya positif dan 398 orang
(77,5%) negatif. Sedangkan 5 orang lainnya (0,9%) indeterminat.
Penggunaan strategi pemeriksaan HIV
bertujuan untuk keamanan transfusi dan produk darah (strategi I), surveilans
(strategi I dan II), diagnosis (strategi I dan II untuk yang gejala AIDS
positif serta strategi II dan III untuk infeksi HIV yang tanpa gejala).
Diagnosis pasien asimtomatik harus menggunakan strategi III dengan persyaratan
sensitifitas reagen pertama > 99%, spesifisitas reagen kedua > 98%,
spesifisitas reagen ketiga > 99%, preparasi antigen atau prinsip tes reagen
1,2,3 tidak sama dan prosentase hasil kombinasi 2 reagensia pertama yang tidak
sama (discordant) < 5%.
Adapun cara mendiagnosis infeksi HIV,
menurut Endang, salah satunya adalah dengan mendeteksi salah satu dari antibodi
terhadap HIV, antigen p24 dan asam nukleat HIV (PCR). Antibodi terbentuk
kurang-lebih 3 - 6 minggu, namun bisa juga mencapai 3 – 6 bulan. Bila <3
minggu tidak terdeteksi, maka bisa saja saat tersebut masih dalam periode
jendela (window period). Jika hasil
pemeriksaan antibodi HIV terbukti positif, maka sudah pasti pasien ini
terinfeksi HIV. Pemeriksaan antibodi lebih banyak dipilih oleh kalangan dokter.
Saat ini teknik yang umum digunakan
untuk deteksi antibodi adalah Elisa dan Rapid test. Yang paling banyak
digunakan adalah Rapid test. Elisa memerlukan alat pembaca khusus sedangkan
Rapid test bisa diamati langsung secara visual. Rapid test juga bisa digunakan untuk
spesimen yang jumlahnya sedikit bahkan jika hanya satu spesimen. Namun Elisa
mampu mendeteksi antigen dan antibodi dengan mempergunakan reagen generasi
keempat, sedangkan Rapid test hanya mendeteksi antibodi dengan reagen generasi
ketiga. Untuk sensitifitas dan spesifitas keduanya hampir sama. Jenis
pemeriksaan Rapid test adalah yang paling efisien dan banyak digunakan oleh
para klinisi.
Kondisi bahan pemeriksaan dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan. Bahan pemeriksaan terbaik adalah serum/plasma
dengan syarat tidak hemolisis, tidak keruh, disimpan dan dikirimkan dengan
baik, ditempeli label yang sesuai dan berada dalam penampung yang tidak bocor.
Permasalahannya, deteksi infeksi HIV
dengan antibodi pada keadaan sel B tidak dapat membentuk antibodi ternyata agak
sulit diinterpretasikan. Demikian pula halnya pada keadaan defek sintesis
antibodi dan anak yang berumur < 18 bulan. Keadaan ini bisa jadi merupakan
risiko tinggi baik dengan maupun tanpa gejala. Pada antibodi bayi yang
dilahirkan dari Ibu HIV (+), IgG ibu ditransfer melalui plasenta, sehingga
hasil tes menunjukkan anti-HIV positif. Pada kasus ini belum dapat ditentukan
terinfeksi HIV secara pasti. Namun jika pemeriksaan antibodi HIV pada bayi
berumur ≥ 18 bulan hasilnya tetap positif berarti bayi tersebut positif
terinfeksi HIV. Untuk lebih memastikan diagnosis pada anak berumur kurang dari
18 bulan, bisa dengan melakukan deteksi asam nukleat, IgA (karena tidak
menembus plasenta), dan pemeriksaan antigen p24. Deteksi dilakukan dengan
metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Saat ini terdapat pula pemeriksaan HIV
RNA yang bertujuan untuk deteksi dini dan memantau pengobatan anti-retroviral.
Untuk deteksi dini, HIV RNA akan diketahui 5 hari sebelum p24 terdeteksi dan 10
hari sebelum anti-HIV terdeteksi.
Viral Load HIV
Viral Load HIV adalah jumlah partikel virus HIV yang ditemukan dalam setiap mililiter
darah. Semakin banyak jumlah partikel virus HIV di dalam darah, semakin cepat
sel-sel CD4 dihancurkan dan semakin cepat pasien menuju ke arah AIDS.
Endang mengungkapkan jumlah CD4 yang
dipantau dari waktu ke waktu memungkinkan mengetahui bagaimana tubuh memerangi
HIV, memperkirakan risiko kearah AIDS dan mengetahui efektifitas dari terapi.
Viral Load memberikan tanda sejauh mana keberhasilan suatu terapi, menjaga agar
virus HIV dalam kontrol dan ditekan selama mungkin dengan pengobatan.
Viral Load HIV dapat diukur dengan PCR.
Definisi PCR adalah paten teknologi yang menghasilkan turunan/kopi yang
berlipat ganda dari sekuen nukleotida dari organisme target, yang dapat
mendeteksi target organisme dalam jumlah yang sangat rendah dengan spesifitas
yang tinggi.
Salah satu metode PCR yang digunakan
saat ini adalah dengan COBAS AMPLICORTM Analyzer
Process Steps. Viral Load (VL) HIV menggunakan suatu teknologi yang canggih dan sensitif
untuk menghitung jumlah materi genetik virus HIV yang ada dalam darah. Suatu
pemeriksaan VL yang akurat dan sensitif harus dapat mendeteksi secara
konsisten, mempunyai spesifitas yang tinggi dan reprodusibilitasnya baik dari
tes ke tes. VL HIV diperiksa dengan produk Roche Amplicor HIV-1 Monitor Test
yang menggunakan teknologi PCR (Polymerase Chain Reaction = Reaksi Rantai
Polimerase. Amplikon direaksikan dengan reagensia spesifik, sehingga dapat
dihitung jumlah partikel virus HIV dalam setiap mililiter darah yang
diperiksa. Proses PCR ini disebut amplifikasi atau penggandaan. Dalam proses
amplifikasi target sekuen digandakan berulang-ulang sehingga didapat jutaan
kopi yang dinamakan amplikon. Hasil pemeriksaan dilaporkan sebagai copies/ml
atau dalam perhitungan matematik logaritma atau ‘log’. Misalnya hasil pasien X
adalah 173.000 copies/ml = log 5,24 atau pelaporan dalam satuan International
Unit = 88.230 IU/ml = log 4,946. VL menunjukkan tingginya replikasi HIV dan
kecepatan penghancuran CD4 dan tinggi-rendahnya VL menunjukkan cepat-lambatnya
perjalanan penyakit dan kematian.
(Iffa/Surabaya)
HIV P24 antigent Test adalah pemeriksaan antigent
persisnya untuk
mendeteksi adanya protein p24 dari HIV. Memang dulunya digunakan untuk
mendeteksi adanya HIV termasuk pada periode jendela. Namun sekarang di
Amerika dan Eropa sudah tidak digunakan lagi dan mereka beralih ke NAT
(nucleic acid based test) yang lebih baik. Test P24 ini juga tidak
digunakan secara massal karena sensitivitasnya rendah, lagipula hanya
dapat digunakan pada waktu terbatas sebelum terbentuknya antibodi terhadap
p24 ini.
mendeteksi adanya protein p24 dari HIV. Memang dulunya digunakan untuk
mendeteksi adanya HIV termasuk pada periode jendela. Namun sekarang di
Amerika dan Eropa sudah tidak digunakan lagi dan mereka beralih ke NAT
(nucleic acid based test) yang lebih baik. Test P24 ini juga tidak
digunakan secara massal karena sensitivitasnya rendah, lagipula hanya
dapat digunakan pada waktu terbatas sebelum terbentuknya antibodi terhadap
p24 ini.
7.
Pengertian HIV dan AIDS
o
AIDS: kumpulan gejala penyakit yang timbul
akibat lemahnya sistem imun disebabkan oleh HIV
o
HIV: virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh.target utamanya sel T helper
8.
Kejala klinis AIDS
o
Tingkat klinis I: tidak terjadi gejala
o
Tingkat II: penurunan berat badan kurang dari
10%, adanya herpes zoster dalam 5 tahun terakhir, infeksi saluran pernapasan
o
Tingkat III: berat badan menurun lebih dari 10%,
diare lebih dari 1 bulan tanpa diketahui sebabnya, demam yang tidak diketahui
sebabnya selama 1 bulan, kandidiasis di mulut, infeksi berat seperti
(pneumonia)
o
Tingkat IV : BB turun lebih dari 10
%,limfoma,TBC
9.
Apa penyebab timbulnya bercak kemerahan dan mengapa
rasanya sakit
o
Dari fase dilatasi, terjadi pelebaran pembuluh
kapiler
o
Imunonya berkurang jika terjadi inflamasi
o
Nyeri karna ada saraf tergesek
10.
Apakah bercak-bercak
merah bisa dikategorikan penyakit aids
o
Belum bisa
hurus ada test laboratorium yang menyertai serta beberapa manifestasi klinis yang dapat membantu menegakan diagnosis
hurus ada test laboratorium yang menyertai serta beberapa manifestasi klinis yang dapat membantu menegakan diagnosis
o
Setelah satu atau dua bulan virus HIV memasuki tubuh, 40-90
persen orang yang terinfeksi mengalami gejala yang mirip dengan gejala flu yang
disebut acute retroviral syndrom (ARS).
Meski begitu, gejala terinfeksi HIV bisa tak terdeteksi sampai bertahun-tahun
kemudian.
o
“Pada tahap awal infeksi HIV biasanya justru tidak ada gejala.
Oleh karena itu, jika kita masuk dalam kelompok berisiko, maka lebih baik
memeriksakan diri,” kata Michael Horberg, Direktur HIV/AIDS Kaiser Permanente
di Oakland, California.
Berikut
adalah gejala-gejala yang sering dialami oleh orang yang positif terinfeksi
HIV.
o
Demam
Salah satu gejala ARS adalah demam ringan dengan suhu tubuh mencapai 38 derajat celsius. Gejala demam ini sering diikuti dengan gejala ringan lainnya, seperti kelelahan, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Salah satu gejala ARS adalah demam ringan dengan suhu tubuh mencapai 38 derajat celsius. Gejala demam ini sering diikuti dengan gejala ringan lainnya, seperti kelelahan, sakit tenggorokan, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
o
“Pada fase ini virus berpindah ke peredaran darah dan mulai
mereplikasi dalam jumlah banyak. Oleh karena itu, terjadi reaksi inflamasi oleh
sistem imun tubuh,” kata Carlos Malvestutto, instruktur penyakit infeksi dan
imunologi dari New York School of Medicine.
o
Kelelahan
Respons inflamasi dalam tubuh juga bisa menyebabkan perasaan lelah dan kehabisan energi. Gejala ini bisa timbul pada awal atau beberapa tahun kemudian.
Respons inflamasi dalam tubuh juga bisa menyebabkan perasaan lelah dan kehabisan energi. Gejala ini bisa timbul pada awal atau beberapa tahun kemudian.
o
Nyeri otot
Gejala ARS juga sering didiagnosis sebagai infeksi virus, influenza, mononucleosis, bahkan hepatitis dan sifilis. Hal ini tidak mengherankan karena banyak gejala yang mirip, termasuk nyeri pada otot dan persendian.
Gejala ARS juga sering didiagnosis sebagai infeksi virus, influenza, mononucleosis, bahkan hepatitis dan sifilis. Hal ini tidak mengherankan karena banyak gejala yang mirip, termasuk nyeri pada otot dan persendian.
o
Pembengkakan kelenjar getah bening juga lazim terjadi karena
kelenjar ini merupakan bagian dari sistem imun yang akan mengalami peradangan
jika terjadi infeksi. Kelenjar getah bening banyak terdapat di ketiak, paha,
juga leher.
o
Ruam kulit
Ruam pada kulit berupa bercak kemerahan bisa timbul pada awal atau tahap akhir terjadinya HIV/AIDS. Bila munculnya ruam ini tidak bisa dijelaskan dan Anda termasuk orang yang berisiko tinggi tertular HIV, segera lakukan tes.
Ruam pada kulit berupa bercak kemerahan bisa timbul pada awal atau tahap akhir terjadinya HIV/AIDS. Bila munculnya ruam ini tidak bisa dijelaskan dan Anda termasuk orang yang berisiko tinggi tertular HIV, segera lakukan tes.
o
Mual, muntah, dan diare
Menurut dr Malvestutto, 30-60 persen orang mengalami gejala singkat mual, muntah atau diare pada awal terjadinya infeksi HIV. Namun, gejala-gejala ini juga bisa muncul akibat terapi antiretroviral dan infeksi tahap lanjut.
Menurut dr Malvestutto, 30-60 persen orang mengalami gejala singkat mual, muntah atau diare pada awal terjadinya infeksi HIV. Namun, gejala-gejala ini juga bisa muncul akibat terapi antiretroviral dan infeksi tahap lanjut.
o
Berat badan turun
Penurunan berat badan (BB) merupakan tanda perburukan penyakit dan juga karena diare berat. “Jika penurunan BB sudah terjadi, berarti sistem imun sudah kehabisan tenaga. Namun, berkat terapi antiretroviral, gejala ini sudah jarang,” kata Malvestutto.
Penurunan berat badan (BB) merupakan tanda perburukan penyakit dan juga karena diare berat. “Jika penurunan BB sudah terjadi, berarti sistem imun sudah kehabisan tenaga. Namun, berkat terapi antiretroviral, gejala ini sudah jarang,” kata Malvestutto.
o
Seseorang yang mengalami sindrom AIDS wasting biasanya kehilangan 10 persen atau
lebih dari berat badan mereka, serta menderita diare atau kelelahan dan demam
lebih dari 30 hari.
o
Batuk kering
Beberapa orang yang positif HIV juga mengalami batuk kering yang berlangsung berminggu-minggu dan terus memburuk.
Beberapa orang yang positif HIV juga mengalami batuk kering yang berlangsung berminggu-minggu dan terus memburuk.
o
Radang paru
Batuk dan badan yang mengurus mungkin juga akibat infeksi serius yang disebabkan oleh kuman. Bila sistem imun kita dalam kondisi baik, maka kuman ini tak menyebabkan masalah.
Batuk dan badan yang mengurus mungkin juga akibat infeksi serius yang disebabkan oleh kuman. Bila sistem imun kita dalam kondisi baik, maka kuman ini tak menyebabkan masalah.
o
“Ada banyak infeksi oportunis yang berbeda-beda pada orang
dengan HIV. Salah satunya pneumonia AIDS, toksoplasma, herpes, dan juga infeksi
jamur,” katanya.
o
Berkeringat pada malam hari
Sebagian besar orang di awal tahap infeksi HIV berkeringat pada malam hari, yang tidak terkait dengan suhu ruangan. Gejala ini memburuk pada tahap lanjut dari infeksi.
Sebagian besar orang di awal tahap infeksi HIV berkeringat pada malam hari, yang tidak terkait dengan suhu ruangan. Gejala ini memburuk pada tahap lanjut dari infeksi.
o
Perubahan pada kuku
Pasien dengan sistem kekebalan terganggu, seperti AIDS, lebih rentan terkena infeksi jamur. Infeksi ini juga menyebabkan perubahan pada kuku, seperti mudah patah, rapuh, dan juga perubahan pada warna.
Pasien dengan sistem kekebalan terganggu, seperti AIDS, lebih rentan terkena infeksi jamur. Infeksi ini juga menyebabkan perubahan pada kuku, seperti mudah patah, rapuh, dan juga perubahan pada warna.
o
Infeksi jamur
Infeksi jamur yang sering dialami di tahap infeksi HIV lanjut adalah semacam sariawan di mulut yang disebabkan oleh jamur candida. Pasien yang mengalami sariawan parah ini kesulitan untuk menelan dan sulit disembuhkan.
Infeksi jamur yang sering dialami di tahap infeksi HIV lanjut adalah semacam sariawan di mulut yang disebabkan oleh jamur candida. Pasien yang mengalami sariawan parah ini kesulitan untuk menelan dan sulit disembuhkan.
o
Kebas dan rasa kesemutan
Infeksi HIV pada tahap lanjut bisa menyebabkan rasa kebas dan sensasi geli pada tangan dan kaki. Gejala ini disebut juga peripheral neuropathy, yang juga muncul pada pasien diabetes yang tidak terkontrol. Gejala ini timbul karena saraf sudah rusak.
Infeksi HIV pada tahap lanjut bisa menyebabkan rasa kebas dan sensasi geli pada tangan dan kaki. Gejala ini disebut juga peripheral neuropathy, yang juga muncul pada pasien diabetes yang tidak terkontrol. Gejala ini timbul karena saraf sudah rusak.
o
Haid tak teratur
Infeksi HIV juga bisa menyebabkan siklus menstruasi terganggu, seperti haid lebih sedikit atau tidak teratur. Gangguan ini lebih disebabkan penurunan berat badan daripada infeksi HIV itu sendiri.
Infeksi HIV juga bisa menyebabkan siklus menstruasi terganggu, seperti haid lebih sedikit atau tidak teratur. Gangguan ini lebih disebabkan penurunan berat badan daripada infeksi HIV itu sendiri.
o
sumber:kompas.com
11.
Apa kaitan penyakit penderita dengan pengguna
narkoba
o
Kemungkinan penyakit AIDS yang berdasarkan
skenario salah satunya disebabkan sex bebas penggunaan jarum suntik yang tidak
steril
12.
Patogenesis AIDS
o
Disebabkan oleh HIV,HIV hanya bisa ditularkan
lewat pertukaran cairan tubuh,virusnya dibawa makrofag dan sel dendritik lalu
setelah diikat lalu dibawa kelimfonodi yang mengandung sel T,jadi virusnya
menyerang sel T,sel T rusak dan bertambah bnyak,keadaan dimana virus banyak
didarah (viremia)setelah menguasai akan menyebar kedaerah lain.jadi jika
sitokin semakin banyak maka akan mereplikasi HIV,karna HIV suka dengan
sitokin.jadi produksi limfosit dilimfonodi dan disumsum tulang berkurang dan
jadi AIDS
13.
Kenapa pembesaran
kelenjar limfenya dibanyak tempat
o
14.
Kira-kira apa penyakit yang ada disekenario?
o
AIDS
15.
Cara penularan penyakit tersebut
·
Kontak seksual
·
Kontak non seksual
§
Transmisi parental (jarum,tindik)
§
Transmisi transplasental (ibu kejaninnya)
o
Tranfusi darah
Virus HIV menyebar ke penderita lain nya melalui cairan
tubuh kecuali air liur.
kuliah dr. Krisna
kuliah dr. Krisna
o
Virus HIV banyak didarah dan cairan genital
16.
Kenapa muncul gejalanya baru 4 bulan kmaren
sedangkan penderita sudah menjalankan pekerjaannya 5 tahun
§
Karna dalam 4 bulan terakhir sistem imunnya
menurun
17.
Bagaimana penatalaksanaan pada kasus diskenario
§
Diberi vitamin untuk meningkatkan sistem imun
§
Perbaikan KU(keadaan umum) atau dengan diet yang
tepat TKTP(tinggi kalori tinggi protein)
§
Obat untuk mencegah replikasi sel
18.
Kenapa bisa muncul gejala yang tertera
diskenario?
§
Karna defisiensi imun
§
Tidak ada komentar:
Posting Komentar